Minggu, 25 Oktober 2015

UMKM

Mandiri Kredit Mikro
Kami menyediakan Kredit Usaha Mikro bagi Anda yang membutuhkan Kredit Investasi (KI) dan atau Kredit Modal Kerja (KMK) untuk pengembangan usaha produktif maupun konsumtif skala mikro.
Fasilitas pembiayaan ini dapat diberikan kepada semua pemilik usaha mikro dan usaha rumah tangga baik berbentuk perusahaan, kelompok usaha, dan perorangan (seperti pedagang, petani, peternak, dan nelayan).
Kredit Usaha Mikro (KUM) terdiri atas 2 jenis produk kredit :

KUM (Kredit Usaha Mikro)
Kredit Usaha Mikro khusus diberikan kepada Usaha Mikro dengan maksimum limit kredit sebesar Rp 100 juta. Khusus untuk fasilitas top up diperkenankan sampai dengan limit Rp 200 juta.

KSM (Kredit Serbaguna Mikro)
Untuk pembiayaan berbagai macam keperluan (serbaguna), selama tidak melanggar kesusilaan, ketertiban umum dan bertentangan dengan hukum dengan maksimum limit kredit sebesar Rp.50 Juta.

Persyaratan Calon Debitur

Kredit Usaha Mikro (KUM)
Usaha minimum 2 tahun di lokasi dengan bidang usaha yang sama.
Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah. Maksimal usia 60 tahun saat kredit lunas.
Melampirkan bukti diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) serta Surat Nikah (bagi yang menikah).
Khusus kredit Rp 50 juta keatas dipersyaratkan NPWP.
Surat Keterangan Usaha dari Desa /Kelurahan, Dinas Pasar atau Otorita setempat dimana yang bersangkutan memiliki usaha ; atau
Surat Ijin Usaha.

Belum pernah memperoleh fasilitas kredit atau pernah / telah memperoleh fasilitas kredit dengan kolektibilitas Lancar atau tidak dalam kondisi kredit bermasalah.
Kredit Serbaguna Mikro (KSM)
Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia.
Telah diangkat menjadi pegawai tetap minimal 1 (satu) tahun dan berpenghasilan tetap. Khusus untuk pegawai dengan status tetap (tidak termasuk masa percobaan/ probation) dan payroll di Bank maka masa kerja pegawai tidak diperhitungkan.

Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan pada saat kredit lunas sesuai usia pensiun yaitu maksimum 55 tahun (kecuali untuk pegawai Pemerintah / BUMN/ BUMD/ BHMN/ persyaratan usia ditentukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku).
Penghasilan per bulan diatas Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku di daerah tersebut.

Menyerahkan bukti diri berupa copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) calon debitur dan suami/istri calon debitur, Kartu Keluarga (KK) serta Surat Nikah/Cerai (bagi yang sudah menikah/cerai).

Fitur Kredit:
Sifat kredit adalah aflopend plafond (angsuran tetap)
Jangka waktu kredit maksimal 36 bulan
Agunan adalah berupa objek yang dibiayai & berupa fixed assets

Manfaat:
Proses Cepat dan Mudah

Persyaratan kredit yang ringan




sumber :
http://www.bankmandiri.co.id/article/265805761517.asp

PEMBELIAN

Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan mengenai aktifitas kehidupan. Seringkali berbagai macam keputusan harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Ujang Sumarwan (2004:289) mendefinisikan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.
Pada saat konsumen membeli sebuah produk, umumnya konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan dalam pengambilan keputusan. Menurut Engel et al. (1994:31-32) dan Lamb et al. (2001:188), ada lima tahapan yaitu (1) pengenalan kebutuhan, (2) pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan pembelian, dan (5) perilaku pascapembelian.

Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian oleh konsumen diawali sejak pembeli mengenali kebutuhan atau masalah. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal, terjadi pada salah satu kebutuhan umum seseorang (seperti lapar dan haus) telah mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Sedangkan rangsangan eksternal, salah satunya terjadi karena seseorang menonton iklan atau melihat produk baru milik tetangganya.

Pencarian Informasi
Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Orang lebih peka terhadap informasi produk. Selanjutnya, orang mulai aktif mencari informasi: bertanya kepada teman, mendatangi toko untuk mencari tahu atau membuka-buka internet untuk membandingkan spesifisikasi dan harga barang.
Evaluasi Alternatif
Evaluasi umunya mencerminkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada sesorang pada objek atau gagasan tertentu (Spector, 2000 dalam Kotler dan Keller, 2007).
Keputusan Pembelian
Dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub keputusan, meliputi merk, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode pembayaran. Contohnya ketika membeli kendaraan atau peralatan mesin. Namun dalam pembelian produk sehari-hari, keputusan konsumen bisa jadi lebih sederhana. Contohnya ketika membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau metode pembayaran.
Perilaku Pascapembelian
Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Konsumen akan membandingkan produk yang telah ia beli, dengan produk lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan dengan fasilitas-fasilitas tertentu pada barang yang telah ia beli, atau mendengar keunggulan tentang merek lain.

 Faktor-faktor yang memengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:

Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.

Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.

Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.







sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

Minggu, 18 Oktober 2015

PREFERENSI KONSUMEN

Asumsi Dasar Prefrensi

1 Kelengkapan (completeness)

Prinsip ini mengatakan bahwa setiap individu selalu dapat menentukan keadaan yang di sukainya di mana individu di hadapkan diantara dua keadaan. Sebagai contoh misalnya bila konsumen di hadapkan pada dua produk A dan B. Maka pilihan yang terjadi adalah A lebih di sukai daripada B, B lebih di sukai daripada A, A dan B sama-sama di sukai atau a dan B sama-sama tidak di sukai. Preferensi ini mengabaikan faktor biaya untuk mendapatkannya.

2 Transitivitas (transitivity)

Prinsip ini menerangkan konsistensi konsumen dalam memutuskan atau menentukan alternatif dalam pilihan beberapa produk. Contoh, seorang konsumen mengatakan bahwa barang A lebih di sukai daripada barang B, Barang B lebih di sukai daripada barang C, maka tentu saja konsumen akan mengatakan bahwa barang A lebih di sukai daripada barang C.

3 Lebih baik berlebihan daripada kurang (the more is the better)

Prinsip ini menjelaskan bahwa apabila seorang konsumen mengonsumsi lebih banyak barang maka kepuasan konsumen tersebut akan meningkat. Hal ini dapat di jelaskan melalui kurva indifference (indifference curve) yang semakin meningkat akan memberikan kepuasan yang lebih baik. Sehingga konsumen akan menambah terus konsumsinya demi mencapai kepuasan sebesar-besarnya meskipun keterbatasan anggaran (budget constraint) akan selalu membatasi peningkatan indifference curve.

Dalam Islam prinsip-prinsip di atas belumlah cukup, sebab masih ada prinsip yang harus di modifikasi dan ada beberapa penambahan, yakni :

· Objek Barang tersebut harus halal dan thayib. Dalam islam konsumen di batasi oleh aturan-aturan syariat, ada beberapa barang yang di haramkan sehingga tidak bisa di konsumsi. Karenanya konsumen hanya boleh mengonsumsi barang-barang halal baik proses maupun barangnya. Barang-barang yang thayib juga harus di masukkan, sebab belum tentu barang yang halal itu thayib. Contoh, mengonsumsi rokok. Manfaat yang di dapatkan lebih kecil ketimbang kerugian yang di terima.

· Konsumen harus membelanjakan hartanya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang di miliki. sebagaimana di jelaskan dalam QS Al-Israa: 29 “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal”

· Membelanjakan harta tidak hanya untuk keperluan dunia semata, melainkan juga turut membelanjakan harta di jalan Allah SWT dan di niatkan untuk mendapatkan ridha dari-Nya. Sebagaimana di jelaskan dalam QS Al-Israa: 26 “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros” . “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara demikian” (QS Al-Furqaan: 67).

· Konsumen muslim akan mempunyai tingkat konsumsi yang lebih kecil di bandingkan dengan konsumen non-muslim. Hal ini di karenakan konsumen muslim hanya di perbolehkan mengonsumsi barang yang halal dan thayib saja serta adanya variabel zakat. “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika di sembelih) di sebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa sedang ia tidak menginginkan dan tidak melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“.(QS Al-Baqarah: 173). “Tidak ada dosa bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan makanan yang telah mereka makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman, kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (QS Al-Maaidah: 93)

· Seorang konsumen muslim tidak menumpuk atau menimbun kekayaan melalui tabungan saja, tetapi harus melakukan investasi yang dapat mengembangkan atau memacu sirkulasi uang dalam rangka memacu dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena tabungan yang tidak di sirkulasikan akan terkena pengurangan oleh zakat. Sebagaimana di jelaskan dalam QS. At-Taubah: 34 “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksaan yang pedih.”

· Konsumen muslim harus mempunyai prinsip lebih banyak tidak selalu lebih baik (the more isn’t always better). Konsumen harus menyadari bahwa barang yang sebenarnya halal dan thayib sekalipun, apabila di konsumsi dalam jumlah yang besar selain mubazir, tentu akan mendatangkan kerugian bukannya kepuasan. contoh, daging sapi adalah barang yang halal dan thayib, namun daging sapi dapat mendatangkan kerugian berupa penyakit kolestrol, asam urat dll. apabila di konsumsi secara berlebih-lebihan. Sebagaimana di jelaskan dalam QS. Al- An’aam: 141 “Dan Janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”






sumber:  
https://syafaatmuhari.wordpress.com/2011/09/05/teori-konsumsi-perspektif-konvensional-dan-ekonomi-islam/

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

1.     KRITERIA EVALUASI
Philip kotler mengemukakan, “konsumen mempelajari merek – merek yang tersedia dan ciri – cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya” (1998:170). Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang yang digunakan dalam menilai alternatif – alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria, keselamatan, kenyamanan, harga, merek, negara asal dan juga aspek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.

Beberapa kriteria evaluasi yang umum adalah :
1.     Harga – harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memilihan harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya.
2.    Nama merek – merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan pengganti dari mutu dan spesifikasi produk.
3.    Negara asal, negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. Negara asal sering mencitrakan kualitas produk.
4.    Saliensi (atribut yang mencolok) konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain.

2.    Menentukan alternatif pilihan
Konsumen memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting Pemasar perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol Keputusan Pembelian Konsumen membentuk satu maksud pembelian, ada 2 faktor;

1.     Sikap/ pendirian orang lain ,
2.    Situasi yang tidak diantisipasi.
Sejumlah besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi stabil. Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.

·         Pilihan afektif
pilihan afektif yang paling mungkin ketika motif yang mendasari consummatory daripada instrumental. Consummatory motif mendasari perilaku yang secara intrinsik bermanfaat untuk individu yang terlibat. Motif Instrumental mengaktifkan perilaku yang dirancang untuk mencapai tujuan kedua.memvisualisasikan bagaimana manfaat yang dirasakan selama dan setelah pengalaman konsumsi. Hal ini sangat penting bagi merek baru atau produk dan jasa. Konsumen yang telah memiliki pengalaman dengan sebuah produk atau merek memiliki dasar untuk membayangkan respon afektif  yang dihasilkan.

·         Atribut berbasis versus atribut proses piluntuk membeli kamera digital:
Proses 1: Setelah konsultasi Internet untuk menentukan fitur apa yang paling disukai,  konsumen kemudian pergi ke toko elektronik lokal dan membandingkan berbagai merek fitur yang paling penting baginya yaitu, otomatis, kamera ukuran, fitur zoom, dan ukuran penyimpanan. Dia melihat keynggulan masing-masing model atas atribut dan kesan umum nya model kualitas masing-masing. Atas dasar evaluasi ini, ia memilih SportZoom Olympus.
Proses  2: konsumen mengingat bahwa temannya Olympus SportZoom bekerja dengan baik dan tampak “baik”,orang tuanya memiliki Easyshare Kodak yang juga bekerja dengan baik tapi agak besar dan berat, dan tua Fujifilm Finepix tidak diinginkan serta ia diharapkan . Di toko elektronik setempat ia melihat bahwa model dan Kodak Olympus memiliki harga yang sama dan memutuskan untuk membeli SportZoom Olympus.
Contoh pertama di atas adalah pilihan berbasis atribut. Contoh yang kedua sikap-berbasis-pilihan berdasarkan pilihan sikap. Secara umum, pentingnya membuat keputusan yang optimal meningkat dengan nilai barang yang sedang dipertimbangkan dan konsekuensi dari keputusan yang tidak optimal. Semakin mudah untuk mengakses atribut informasi lengkap suatu merek, pengolahan berdasarkan atribut,lebih kemungkinan akan digunakan.

3.    MENAKSIR ALTERNATIF PILIHAN
Kriteria yang telah di tentukan seperti diatas kemudian akan memunculkan beberapa alternatif produk,  alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan meninggalkan alternatif  lain yang ada. Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir alternatif  pilihan keputusan konsumen :
1.     Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic man.
2.    Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai kognitif man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan.

3.    Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.

4.    MENYELEKSI ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam mengambil keputusan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah yang paling maksimal dakam memenuhi berbagai kriteria yang dapat di capai oleh produk.

Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu “terbaik” alternatif.

·         Kata penghubung Aturan Keputusan
Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau melebihi standar minimum.
Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan informasi untuk beberapa tingkat dikelola

·         Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.

·         Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan
Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui  satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.

·         Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek aturan-. Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.

·         Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan daripada atribut lainnya.









sumber :
https://succkasuccki.wordpress.com/2015/01/05/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian/

Minggu, 11 Oktober 2015

TULISAN MINGGU KE 2
1.     Metode antrian

Contoh.
Sebuah mesin layanan mempunyai waktu standby sesegera setelah melakukan
kegagalan. Waktu antar kegagalan atau standby terdistribusi eksponensial dengan
mean 10 jam. Kegagalan terjadi dengan laju 0.1 kejadian per jam. 
Hitunglah berapa :

a. Peluang terjadi kegagalan dalam 5 jam.
b. Peluang kegagalan terjadi setelah 6 jam dari sekarang dimana kegagalan
sebelumnya terjadi 3 jam lebih awal
c. Peluang tidak adanya kegagalan yang terjadi dalam periode 1-hari (24 jam)

Jawaban :
Distribusi eksponensial atas waktu antar kegagalan tersebut diberikan oleh
𝑓 𝑡 = 0.1𝑒−0.1𝑡, 𝑡 > 0
dimana distribusi poisson atas banyaknya kegagalan selama T periode diberikan oleh
𝑝𝑛𝑇 =0.1𝑇𝑛 𝑒−0.1𝑇𝑛!, 𝑛 = 0,1,2, …
a. Peluang kegagalan terjadi dalam 5 jam adalah
𝑃 𝑋 < 5 = 𝑓(𝑡)50𝑑𝑡 = 1 − 𝑒−0.5 = 0.393
b. peluang kegagalan terjadi setelah 6 jam dari sekarang dimana kegagalan
sebelumnya terjadi 3 jam lebih awal, maka digunakan Sifat forgetfullness atas
eksponensial
𝑃 X > 9 | 𝑡 > 3 = 𝑝 𝑡 > 6 = 𝑒−0.1 x 6 = 0.549
c. peluang tidak adanya kegagalan yang terjadi dalam periode 1-hari (24 jam),
yaitu
𝑝024 =. 1 x 240 𝑒−.1 x 240!= 𝑒−2.4 = 0.0919
Hal ini sama halnya dengan mengatakan bahwa 𝑝0
24 ekuivalen dengan waktu antar
kegagalan paling tidak dalam 24 jam, yaitu
𝑃 𝑋 > 24 = 0.1𝑒−0.1𝑡∞24𝑑𝑡 = 𝑒−2.4

2. Peramalan/forcasting

Contoh soal:

PT. Aroma Chocolate adalah sebuah perusahaan yang
menghasilkan permen coklat yang berkwalitas tinggi. Peningkatan
permintaan permen coklat untuk luar negeri maupun dalam negeri
sangatlah dipengaruh oleh kemampuan perusahaan tersebut dalam
mengirim pesanan dengan tepat waktu sehingga mampu memperoleh
pelanggan yang baru dan mempertahankan pelanggan yang lama.
Manajer telah mengumpulan data untuk 8 bulan terakhir yaitu :


Bulan                                                            Pesanan tiap bulan
Januari                                                                  100
Februari                                                                130
Maret                                                                     75
April                                                                     120
Mei                                                                       90
Juni                                                                      90
Juli                                                                       110
Agutus                                                                  75
Hitunglah rata-rata bergerak sederhana untuk 3 bulan terakhiri?

Penyelesaian :
Seringkali teknik rata-rata bergerak sederhana (simple moving
avarange) Dihitung untuk tiga kali periode, sehingga :

Rata-rata bergerak Maret = 90 + 110 +75
                                                3
                                      = 91,6 pesanan/bulan
Jadi rata-rata bergerak sederhana (simple moving avarange) untuk 3
bulan terakhir 91,6 pesanan/bulan.

2.2. Metode Rata-Rata Tertimbang

Rata-rata dengan bobot atau kepentingan dari setiap data berbeda. Besar
dan kecilnya bobot tergantung pada alasan ekonomi dan teknisnya. 5
Metode rata-rata bergerak sederhana menggunakan bobot yang sama
pada setiap periode. Hal ini menunjukkan bentuk prakiraannya linier.
Dalam banyak hal periode yang diramalkan (periode t + 1) banyak
memiliki keadaan yang sama dengan periode t di bandingkan periode
yang lain, misalnya t-1 atau t-2 oleh karena itu, periode terakhir
seyoigianya mendapat bobot yang lebih besar di bandingkan dengan
periode sebelumnya (disini menyiratkan adanya bentuk prakiraan yang
non-linier). Metode rata-rata tertimbang (weigted moving average) juga
menggunakan data N periode terakhir sebagai data historis untuk
melakukan prakiraan, tetapi setiap periode mendapat bobot yang
berbeda. Metode rata-rata tertimbang mempunyai kelemahan yaitu:
Metode ini tidak dapat menanggulangi dengan baik adanya trend atau
musiman, walaupun metode ini lebih disbanding rata-rata total selain
itu Metode ini memerlukan penyimpanan yang lebih banyak karena
semua T pengamatan terakhir harus disimpan, tidak hanya nilai
tengahnya. Sedangkan kelebihannya Kelebihan dari metode rata-rata
tertimbang yaitu dapat mengetahui/melihat secara langsung
perbedaan keadaan pada setiap periode yang diramalkan, seperti
perbedaan keadaan pada periode t dibandingkan dengan periode yang lain seperti periode t-1 atau t-2.

3. Linear programing
Seorang pedagang sepeda ingin membeli 25 sepeda untuk persediaan. Ia ingin membeli sepeda gunung dengan harga Rp 1.500.000,00 per buah dan sepeda balap dengan harga Rp 2.000.000,00 per buah. Ia berencana tidak akan mengeluarkan uang lebih dari Rp 42.000.000,00. Jika keuntungan sebuah sepeda gunung Rp 500.000,00 dan sebuah sepeda balap Rp 600.000,00, maka keuntungan maksimum yang diterima pedagang adalah …
Pembahasan Tanpa membuat tabel, kita dapat memodelkan kendala-kendala dari permasalahan tersebut sebagai berikut.
x + y ≤ 25,
1.500.000x + 2.000.000y ≤ 42.000.000,
x ≥ 0, y ≥ 0,
x dan y bilangan cacah.
Dengan fungsi objektifnya adalah f(xy) = 500.000x + 600.000y. Sehingga apabila digambarkan, daerah selesaiannya akan nampak seperti berikut.
Program Linear 8
Selanjutnya kita tentukan titik potong grafik persamaan 1.500.000x + 2.000.000y = 42.000.000 dan x + y = 25.
y dalam x
Sehingga,
Menentukan Nilai x
Diperoleh,
Menentukan Nilai y
Selanjutnya kita lakukan uji titik pojok ke dalam fungsi objektifnya.
Uji Titik Pojok
Jadi, keuntungan maksimum yang diterima pedagang adalah Rp 13.400.000,00.





SUMBER :
https://yos3prens.wordpress.com/2013/10/02/10-soal-dan-pembahasan-permasalahan-proram-linear/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nikenasih%20Binatari,%20S.Si.,%20M.Si./MODUL%20PRAKTIKUM%20TEORI%20ANTRIAN%20-%20FIX%20terakhir.pdf
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/13332/PERAMALAN.pdf?sequence=1

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN


1. Model Proses Pengambilan Keputusan
   Ada banyak cara untuk mengambil keputusan, dalam hal ini di klasifikasi berdasarkan bentuk model:

 1. Tujuanya : model latihan , model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan lain sebagainya.
 2. Bidang penerapannya : model tentang transportasi, model tentang persediaan barang, model tentang kesehatan,dan sebagainya.
 3. Tingkatkanya : model tingkat manejemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan rasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya
 4. ciri waktunya : model statis dan model dinamis.
 5.  Bentuknya : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik,dan sebagainya.
 6. Pengembangan analitik : tingkat dimana matematika perlu digunakan.
 7. Kompleksitas : model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dan sebagainya.
 8. Formalisasi : model mengenai dimana interaksi itu telah digunakan dan hasilnya  sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu di bicarakan juga.

  2. Tipe Tipe Proses Pengambilan Keputusan

 Tipe Pengambilan adalah tindakan manejemen dalam penelitian alternatif untuk mencapai sasaran. Keputusannya di bagi 3 tipe :

 1. Keputusan terprogram : keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat di program keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manejemen tingkat bawah.
 2. keputusan setengah terprogram : keputusan yang sebagian dapat diprogram sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagaian tidak terstruktur.
 3. keputusan tidak terprogram : keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manejemen tingkat atas informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk di dapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar.

 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah

  Konsumen menggunakan pemecahan masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu produk yang telah mereka gunakan sebelumnya.
  Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :

 1.Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah.
 2.Tersedianya waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
 3.Terdapat tingkat keterlibatan yang tinggi dalam menyertai pembelian.

Terdapat 5 faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian :
1.Motivasi merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.Persepsi merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.Pembentukan sikap merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka atau tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.Integrasi merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
5.Pembelajaran merupakan proses belajar yang dilakukan seseorang setelah membeli produk tersebut dengan melihat apakah produk tersebut memiliki kegunaan dan akan dijadikan sebagai alternatif dalam pembelian selanjutnya.

 4. Pembelian

 Struktur keputusan membeli penting karena sesudah menentukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen :
 1. Keputusan tentang jenis produk
 Konsumen dapat memutuskan untuk membelanjakan uangnya untuk membeli produk X atau tujuan lain selain melakukan pembelian.
 2. keputusan tentang jenis produk
Konsumen memutuskan untuk membeli produk X dengan bentuk tertentu (ukuran, mutu, corak,dan sebagainya).
 3. keputusan tentang merek
 Konsumen memutuskan merk yang akan diambil.
 4. keputusan tentang penjualan
 Konsumen memutuskan dimana akan membeli ( termasuk pedagang besar, pengecer) Harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
 5. Keputusan tentang jumlah produk
 Konsumen memutuskan jumlah produk yang akan dibeli.
 6. keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen memutuskan kapan harus membeli (kapan uang/kesempatan tersedia).
 7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen memutuskan mode pembelanjaan yang disukainya.

 5. Diagnosa Perilaku Konsumen

 Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu :
     1. Merancang sebuah strategi pemasaran yang baik
   2. Perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut.
     3. Pemasaran sosial (social marketing) yaitu penyebaran ide di antara konsumen.

Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif. Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen yaitu :
    1. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya.
     2. Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi.
      3.  Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika.


Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen serta strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.













sumber :
http://triicecsfabregas.blogspot.co.id/2013/10/proses-pengambilan-keputusan-oleh.html