Tugas perilaku konsumen minggu 1
Perilaku konsumen
adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian,
pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi
memenuhi kebutuhan dan keinginan.
PENGARUH DALAM PERILAKU
KONSUMEN
Untuk memahami perilaku
konsumen, tenaga-tenaga pemasaran sangat bergantung pada psikologi dan
sosiologi. Hasilnya adalah fokus dalam empat pengaruh dalam perilaku konsumen :
·
Pengaruh psikologis mencakup motivasi,
persepsi, kemampuan belajar, dan sikap perseorangan.
·
Pengaruh pribadi mencakup gaya hidup,
kepribadian, dan status ekonomi.
·
Pengaruh sosial mencakup keluarga,
pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima oleh orang lain), dan
kelompok referensi lainnya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan seprofesi.
·
Pengaruh budaya mencakup budaya (“cara
hidup” yang membedakan satu kelompok besar dengan kelompok lainnya), subkultur
(kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis yang memiliki nilai-nilai
bersama), dan kelas sosial (peringkat budaya dari kelompok-kelompok sesuai
dengan kriteria seperti latar belakang, pekerjaan, dan penghasilan).
Keseluruh faktor ini
dapat menjadi pengaruh yang kuat dalam produk yang dibeli orang-orang sering
kali dalam cara-cara yang rumit. Misalnya, banyak wanita kaya yang menggunakan
mutiara asli untuk kebanggaan sewaktu mereka menggunakannya. Tetapi Barbara
Bush, mantan First Lady yang cukup kaya, lebih memilih menggunakan mutiara
imitasi. Pengaruh pribadi kemudian lebih banyak daripada pengaruh sosial dan
budaya.
RISET PEMASARAN
Studi mengenai
kebutuhan dan keinginan konsumen cara-cara bagaimana agar penjual dapat
memenuhi kebutuhan tersebut. Riset pemasaran adalah salah satu perangkat dalam
Sistem Informasi Manajemen (SIM), yang melakukan pengumpulan informasi tentang
sikap, motivasi, keinginan, dan hal-hal lainnya tentang konsumen. Dapat di
lihat dari pengertiannya sebagai berikut :
·
Motivasi
Motivasi sebagai tenaga
dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul
sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya
kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan
ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang
sesungguhnya dirasakan.
Untuk memahami
kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa manusia
memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat digunakan
pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa.
·
Persepsi
Persepsi didefinisikan
sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan
stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia, yaitu
proses “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita”. Stimuli ini diterima
oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari
apakah stimuli dapat masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya. Untuk
dapat masuk ke dalam proses interpretasi suatu stimuli harus mampu mengekspos
manusia (mendapat perhatian) melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan
ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses
interpretasi dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu.
·
Sikap
Terdapat beberapa
pengertian sikap yang disampaikan oleh para ahli. Intinya sikap adalah perasaan
dari konsumen (positif dan negatif) dari suatu objek setelah dia mengevaluasi
objek tersebut. Semakin banyak objek yang dievaluasi akan semakin banyak sikap
yang terbentuk.
Sikap memiliki beberapa
fungsi, yaitu fungsi penyesuaian, ego defensive, ekspresi nilai, dan
pengetahuan. Untuk lebih memahami sikap perlu dipahami beberapa karakteristik
sikap, diantaranya memiliki objek, konsisten, intensitas dan dapat dipelajari.
·
Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan
pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu,
uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup
adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang
ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir
dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani
siklus kehidupan.
Konsep gaya hidup
konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana
seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan
waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif
internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan
persepsi mereka terhadap sesuatu.
Gaya hidup yang
diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam
dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup
individu tersebut.
Berbagai faktor dapat
mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas
sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998) menyampaikan beberapa
perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih
terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan
penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan
lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga
meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat.
·
Kepribadian
Konsep kepribadian
(personality) dibahas secara teoretis oleh para pakar melalui berbagai sudut pandang
yang beraneka ragam, diantaranya menekankan pembahasan kepribadian pada
pengaruh sosial dan lingkungan terhadap pembentukan kepribadian secara kontinu
dari waktu ke waktu, serta menekankan pada pengaruh faktor keturunan dan
pengalaman di awal masa kecil terhadap pembentukan kepribadian.
Tiga karakteristik yang
perlu dibahas dalam pembahasan mengenai kepribadian adalah kepribadian
mencerminkan perbedaan antarindividu, kepribadian bersifat konsisten dan
berkelanjutan, dan kepribadian dapat mengalami perubahan.
Dalam mempelajari
kaitan antara kepribadian dan perilaku konsumen, 3 teori kepribadian yang
sering digunakan sebagai acuan adalah teori Freudian, Neo Freudian dan teori
traits.
·
Pengaruh Kelompok terhadap Perilaku
Konsumen
Kelompok
referensi/acuan adalah individu/kelompok nyata atau khayalan yang memiliki
pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain. Kelompok
acuan (yang paling berpengaruh terhadap konsumen) mempengaruhi orang lain
melalui norma, informasi, dan melalui kebutuhan nilai ekspresif konsumen.
Pemasar harus dapat
mengidentifikasi peran seseorang di dalam kelompoknya dalam pengambilan
keputusan, dan harus menekankan pada si pengambil keputusan. Penyesuaian
dilakukan hanya untuk sekadar menyesuaikan diri agar diterima oleh kelompok
atau penyesuaian yang mengubah kepercayaan. Orang butuh untuk menilai opini dan
kemampuan mereka dengan membandingkannya dengan opini dan kemampuan orang lain.
Dalam polarisasi kelompok, perbedaan pandangan antara kelompok dengan individu,
dan kelompok dapat berubah pandangannya dikarenakan informasi dan budaya yang
ada.
Kelompok acuan dapat
berbentuk organisasi formal yang besar, terstruktur dengan baik, memiliki
jadwal pertemuan rutin, dan karyawan-karyawan yang tetap. Di lain pihak,
kelompok acuan juga dapat berbentuk kelompok kecil dan informal. Kelompok acuan
terdiri dari orang-orang yang dikenal secara mendalam (seperti keluarga atau
sahabat) atau orang-orang yang dikenal tanpa ada hubungan yang mendalam (klien)
atau orang-orang yang dikagumi (tokoh atau artis). Karena orang cenderung
membandingkan dirinya dengan orang lain yang memiliki kemiripan, mereka sering
kali terpengaruh dengan mengetahui bagaimana orang lain menginginkan mereka
menjalani hidup.
Kecenderungan orang
untuk menjadi bagian dari kelompok acuan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah keakraban, ekspos terhadap seseorang (Mere Exposure), dan
kepaduan kelompok.
Terdapat beberapa
bentuk kelompok acuan yang dapat mempengaruhi konsumen dalam perilaku konsumsi,
yaitu kelompok pertemanan, kelompok belanja, kelompok kerja, komunitas maya dan
kelompok aksi konsumen.
Seorang pemberi opini
ini adalah orang yang sering kali mampu mempengaruhi sikap atau perilaku orang
lain. Opinion leader memiliki sumber informasi yang berharga. Yang biasanya
menjadi opinion leader adalah artis, ahli atau pakar di bidang tertentu, orang
awam (biasa), pimpinan perusahaan, dan karakter
·
Keluarga
Rumah tangga (a
household) terdiri dari anggota yang terkait dengan keluarga (family) dan semua
orang-orang yang tidak terkait yang berada dalam suatu unit tempat tinggal
(baik itu rumah, apartemen, kelompok kamar-kamar, dan lain-lain). Rumah tangga
dapat terdiri dari dua jenis/ bentuk: keluarga (families) dan non-keluarga (non
families).
Suatu keluarga mungkin
merupakan suatu keluarga patriat (patriarchal family), di mana sang ayah
dipertimbangkan sebagai anggota yang paling dominan, sedangkan dalam suatu
keluarga matriat (matriarchal family), pihak wanita memainkan peran dominan,
dan membuat banyak keputusan, sedangkan dalam equalitarian family, sang suami
dan istri membagi secara seimbang pengambilan keputusan
Keluarga memiliki
struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, di mana setiap
anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk
membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan
strategi pemasaran. Asumsi yang dibuat mengenai peran-peran pembelian harus
dicek melalui riset konsumen sehingga pemasar dapat membuat bauran pemasaran yang
tepat ditujukan terhadap individu yang tepat.
Konsep siklus hidup
keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar,
khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya
waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan
keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang
waktu.
Siklus hidup keluarga
modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika
tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia
menengah (middle aged). Dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang
beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan
dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak
pertama dan anak paling akhir.
·
Budaya
Dalam studi tentang
budaya kita perlu memperhatikan karakteristik-karakteristik dari budaya itu
sendiri, yaitu budaya itu ditemukan (invented), budaya dipelajari, budaya
diyakini dan disebarluaskan secara sosial, budaya-budaya itu serupa tapi tidak
sama, budaya itu memuaskan kebutuhan dan diulang-ulang secara konsisten
(persistent), budaya bersifat adaptif, budaya itu terorganisasi dan
terintegrasi, dan budaya itu dasar aturan (prescriptive).
Nilai adalah ide umum
tentang tujuan yang baik dan yang buruk. Dari alur norma atau aturan yang
menjelaskan tentang yang benar atau yang salah, yang bisa diterima dan yang
tidak. Beberapa norma dikatakan sebagai enacted norms, di mana maksud dari
norma tersebut terlihat secara eksplisit, benar dan salah. Namun, banyak norma
lain yang lebih halus, ini adalah crescive norm yang telah tertanam dalam
budaya dan hanya bisa terlihat melalui interaksi antaranggota dalam budaya.
Nilai-nilai budaya yang
berlaku berbeda di setiap wilayah. Nilai yang berlaku di suatu Negara belum
tentu berlaku di Negara atau bahkan bisa bertolak belakang dari nilai yang
berlaku di Negara lain tersebut. Budaya mempengaruhi konsumen dalam sudut
pandang terhadap dirinya dan orang lain, dan karenanya mempengaruhinya dalam
berperilaku. Oleh karenanya, budaya sangat mempengaruhi bagaimana konsumen
bereaksi atau berperilaku terhadap produk atau inovasi tertentu
·
Subbudaya
Subbudaya adalah grup
budaya dalam cakupan berbeda, yang menggambarkan segmen yang teridentifikasi
dalam masyarakat yang lebih besar atau sebuah kelompok budaya tertentu yang
berbeda yang hadir sebagai sebuah segmen dalam sebuah masyarakat yang lebih
besar dan kompleks.
Analisa subbudaya
memungkinkan manajer pemasaran untuk fokus dalam menentukan ukuran segmen pasar
dan segmen pasar yang lebih natural. Subbudaya yang penting untuk diperhatikan
adalah subbudaya kewarganegaraan, agama, lokasi geografis, ras, usia dan jenis
kelamin (Schiffman dan Kanuk, 2004). Selain ketujuh hal tersebut, kelas sosial
juga tergolong sebagai subbudaya karena kelas sosial akan mempengaruhi perilaku
sebagai akibat dari keanggotaan pada kelas sosial tertentu, termasuk perilaku
pada setiap kelas sosial masyarakat seluruh dunia.
Perusahaan yang
bergerak dalam pasar global memiliki kebutuhan untuk mengembangkan perencanaan
penasaran yang terpisah untuk tiap budaya atau penggunaan satu perencanaan
pemasaran yang bisa diimplementasikan dalam tiap daerah/negara. Mengadaptasi
budaya dari budaya lokal juga merupakan salah satu cara yang bisa
dipertimbangkan.
Tujuan utama dari
analisis konsumen lintas budaya adalah untuk melihat bagaimana persamaan
konsumen dalam dua atau lebih masyarakat, dan bagaimana perbedaan mereka.
Pengaruh lintas budaya
dan subbudaya dapat berpengaruh terhadap strategi pemasaran, yang akan dibahas
dalam bagian ini lebih pada strategi segmentasi dan 4P. Khusus terhadap 4P
diharapkan dapat diambil dari pelajaran-pelajaran yang ada dalam
kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi, misalnya dalam mendefinisikan produk,
promosi, dan penetapan harga.
RUANG LINGKUP PERILAKU
KONSUMEN
Studi perilaku konsumen
terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya
yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan
dengan konsumsi. Hal ini mencakup apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli,
kapan mereka membeli, dimana mereka membeli, seberapa sering mereka membeli,
dan seberapa sering mereka menggunakannya.
Di samping mempelajari
pemakaian konsumen dan evaluasi pasca-pembelian produk yang mereka beli, para
peneliti konsumen juga tertarik untuk mengetahui cara individu membuang produk.
Dengan tujuan adalah bahwa mereka harus menyesuaikan produksi mereka dengan
kekerapan konsumen membeli penggantinya.
MODEL SEDERHANA PENGAMBILAN
KEPUTUSAN KONSUMEN
Proses pengambilan
keputusan dapat dipandang sebagai tiga tahap yang berbeda namun memiliki hubungan
satu sama lain diantaranya:
1) Tahap Input
Merupakan tahap yang
mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk dan terdiri
dari dua sumber informasi utama, yaitu:
Usaha pemasaran
perusahaan (produk itu sendiri, harganya, promosi dan dimana ia dijual),
Pengaruh sosiologis
eksternal atas konsumen (keluarga, teman-teman, tetangga, sumber informal). Hal
ini merupakan input yang mungkin mempengaruhi apa yang dibeli konsumen dan
bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka beli.
2) Tahap Proses
Merupakan tahap yang
memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis
yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap
input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi
sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
3) Tahap Output
Merupakan pengambilan
konsumen terdiri dari dua macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang
berhubungan erat dengan perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli.
Percobaan merupakan tahap penyelidikan pada perilaku pembelian, yakni konsumen
menilai produk melalui pemakaian langsung pembelian ulang biasanya menandakan
penerimaan akan produk.
Business. Fourth
Edition, by Ricky W. Griffin & Ronald J. Ebert
Tidak ada komentar:
Posting Komentar